Teks Foto: Tokoh Pemuda dan Adat sekaligus Direktur YAPKEMA, Hanok Herison Pigai dan lainnya. (ist)
Jakartarealtime.id – Tokoh Pemuda dan Adat sekaligus Direktur YAPKEMA, Hanok Herison Pigai baru saja memperingati ‘Hari Masyarakat Adat Sedunia’.
Ia pun menyoroti isu-isu penting bagi masyaraat Adat Papua saat ini diantaranya tentang Perlindungan Hak Ulayat dan Sumber Daya Alam.
“Masyarakat adat Papua memiliki hubungan kuat dengan tanah dan hutan adat mereka, yang merupakan bagian integral dari kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi mereka oleh karena itu masyarakat Papua menyebut tanah Papua adalah mama ibu,” kata Hanok Herison Pigai, Minggu (10/8/2025).
Tak hanya soal itu, Hanok juga mengatakan investasi dan pembangunan, seperti perkebunan kelapa sawit, tebu, penambangan emas dan nikel sudah menjadi ancaman bagi hak ulayat dan keberlanjutan lingkungan.
“Penting untuk memastikan bahwa pembangunan dilakukan dengan memperhatikan hak-hak masyarakat adat dan kelestarian lingkungan, termasuk melalui penyusunan perda yang melindungi masyarakat adat dan hutan adat,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan perihal pengakuan dan penghormatan terhadap budaya dan bahasa.
“Bahasa, tradisi, dan pengetahuan lokal masyarakat adat Papua merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas mereka dan memiliki nilai penting. Perlu ada upaya untuk melindungi dan melestarikan bahasa dan budaya adat Papua, serta memastikan bahwa bahasa daerah diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan dalam berbagai konteks,” paparnya.
Selain itu, penting untuk menghormati hak-hak budaya masyarakat adat dan memastikan bahwa mereka dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan.
Hanok juga mengatakan perlu adanya partisipasi dalam pembangunan dan pengambilan keputusan.
“Masyarakat adat Papua harus dilibatkan secara aktif dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di wilayah mereka. Ini termasuk memastikan bahwa suara mereka didengar, aspirasi mereka diakomodasi, dan hak-hak mereka dihormati dalam setiap tahapan pembangunan,” terangnya.
Pemerintah daerah dan pusat perlu membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat adat dan melibatkan mereka dalam setiap pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembangunan Papua.
Hanok juga menyoroti masalah isu-isu kesehatan, seperti gizi buruk dan penyakit menular, masih menjadi masalah serius di Papua.
Pendidikan yang berkualitas dan akses ke layanan kesehatan yang memadai juga perlu ditingkatkan.
Selain itu, akses keadilan yang adil dan tidak diskriminatif, termasuk layanan bantuan hukum bagi masyarakat adat, juga perlu diperhatikan.
“Dengan memperhatikan dan mengatasi isu-isu ini, diharapkan masyarakat adat Papua dapat hidup sejahtera, menjaga kelestarian budaya dan lingkungan mereka, serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan tanah Papua,” tandas Hanok Herison Pigai.